Penentuan Kapasitas Pertukaran dari Suatu Penukar Kation
Abstrak—Penentuan Kapasitas Pertukaran dari Suatu
Penukar Kation. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi hingga tingkat yang tinggi yang mengandung
ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Resin
penukar ion adalah suatu senyawa organik berstruktur tiga dimensi dengan ikatan
silang dan mempunyai gugus-gugus fungsi yang dapat terionisasi. Pertukaran ion
terdiri dari dua metode yaitu metode kolom dan metode batch. Resin penukar ion
akan jenuh sehingga perlu adanya regenerasi. Resin mencapai titik jenuh yang
menunjukkan kapasitas pertukaran ion tersebut sudah mencapai batasan maksimal.
Kapasitas pertukaran dari suatu penukar kation dilakukan regenerasi pada
awalnya yang menunujukkan adanya pengikatan resin dengan H+. dan
metode yang digunakan pada regenerasi adalah metode kolom. Kemudian dilakukan penukar
hidroge untuk ion-ion natrium menunujukkan adanya NaOH sisa yang tidak
mengalami pertukaran ion dan dapat dihitung kapasitas pertukarannya sebesar
17,38 mmol/gram dan percobaan ini dilakukan dengan metode batch.
I. PENDAHULUAN
Resin
adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi hingga tingkat yang tinggi yang mengandung
ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Resin penukar ion terdapat dua macam yaitu
resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation kation
mempunyai ion hidrogen yangdapat diganti oleh logam(Jeffery,1983).
Resin
penukaran ion mempunyai kapasitas yang
terbatas untuk meyimpan ion dalam larutannya ang disebut kapasitas penukaran.
Kapasias penukaran akan menunjukkan kualitas ion lawan dimana suatu penukar ion
dapat menerima substansi secara ekivalen per gram penukar(sumijanto,2008).
Percobaan
penentuan kaasitas penukaran dari suatu penukar kation ini bertujuan untuk
menentuka kapasitas pertukaran dari suatu penukar kation. Prinsip yang
digunakan adalah penukar kation,asam basa.
II. DASAR
TEORI
A.
Resin
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi hingga tingkat yang tinggi yang mengandung
ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Resin
dapat digunakan dalam suatu analisis jika resin itu harus cukup terangkai
silang, sehingga keterlarutan yang dapat diabaikan, resin itu cukup hidrofilik
untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui strukturnya dengan laju yang terukur
dan berguna. Selain itu, resin juga harus menggunakan cukup banyak gugus penukar
ion yang dapat dicapai dan harus stabil kimiawi dan resin yang sedang
mengembang, harus lebih besar rapatannya daripada air (Jeffery,1983).
Resin penukar
ion terbagi menjadi dua berdasarkan
gugus fungsionalnya yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion.
Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan. sedang resin
penukar anion, mengandung anion yang dapat yang dapat dipertukarkan(Erlina,2011)
B.
Resin Penukar Ion
Resin penukar ion adalah suatu senyawa organik berstruktur tiga
dimensi dengan ikatan silang dan mempunyai gugus-gugus fungsi yang dapat
terionisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa resin penukar ion terdiri
dari fase organik padat yang tidak larut dalam air yang padanya terikat ion-ion
bermuatan. Ion-ion ini yang dapat dipertukarkan dengan ion-ion yang lain
(Imamkhasani, 2006). Resin penukar ion terbagi menjadi dua berdasarkan gugus fungsionalnya yaitu resin penukar
kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang
dapat dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat
yang dapat dipertukarkan (Sumijanto,2008).
Resin penukar kation adalah resin yang dapat mempertukarkan
ion-ion positif, resin ini memiliki ggus fungsi asam. Resin penukar anion
adalah resin yang dapat mempertukarkan ion-ion negatif dan resin ini memiliki
gugus fungsi basa seperti amina. Resin penukar ion dapat digolongkan atas
bentuk gugus fungsi asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa
lemah(khopkar,1990).
Contoh reaksi penukar kation
MgSO4 + 2 H-Resin → H2SO4 +
Mg-Resin
Cotoh reaksi penukar anion
H2SO4 + 2 OH-Resin → 2H2O + SO4-Resin
C.
Regenerasi
Regenerasi adalah proses pengaktifan kembali gugus fungsional
resin penukar ion yang berfungsi untuk mengikat ion-ion pengotor yang berada
dalam air. Resin dapat diregenerasi kebentuk semula karena reaksinya berjalan
reversibel (Erlina,2011).
Resin penukaran ion mempunyai kapasitas yang terbatas untuk
menyimpan ion dalam larutannya yang disebut kapasitas penukaran. Kapasitas
penukaran menunjukkan kualitas ion lawan dimana suatu penukar ion dapat
menerima substansi secara ekivalen per gram penukar. Kapasitas penukar ion juga
menunjukkan kuantitas total dari gugus yang mampu bertukaran dari suatu
penukar(Sumijanto,2008)
I. SKEMA
KERJA
A. Alat dan Bahan
- Biuret
50 mL - Corong
- Labu -
Gelas ukur 100 mL
- Pipet
Volume -
Erlemenyer 250 mL
-
Penukar Ion -
Phenolphtalein
- Asam
Nitrat 65% -
Aquadest
- Asam
Sulfat 0,05M
- NaOH
standar 0,1M
B. Pembuatan Larutan
Asam Nitrat
Diambil asam nitrat jenuh (65%) 71,5 mL kemudian diencerkan dengan aquadest
hingga volume totalnya 1000 mL.
C. Pembuatan larutan Asam
Sulfat
Diambil asam sulfat 3,575 mL kemudian
diencerkan dengan aquades hingga volume total 1000 mL.
D. Regenerasi Penukar
Diambil dan ditimbang
5 gram resin. Diletakkan dalam filter sirkuler yang ditempatkan pada corong
gelas. Selanjutnya 10 mL HNO3 1 mol/L diteteskan perlahan sehingga
resin enukar tertutu asam. Selanjutnya dicuci hingga netral pada pH 5-6 dan
kemudian resin dikeringkan diantara dua laisan kertas saring. Regenerasi
dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.
E. Penukar Hidrogen untuk ion-ion Natrium
Resin (m: 2,5059 gram) dimasukkan ke dalam 100 mL NaOH yang
terdapa NaCl (m: 2,5181 gram) diaduk dan di diamkan selama 1 jam. Kemudian
disaring dan 50 mL filtrat dititrasi dengan H2SO4 0,1 mol/L dengan indikator
phenolphtalein hingga warna berubah dari merah/ink menjadi tidak berwarna.
Dilakukan 2x untuk titrasi.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan berjudul
penentuan kapasitas pertukaran dari suatu penukar kation ini telah dilakukan
yang bertujuan untuk menentukan kapasitas pertukaran dari suatu penukar kation.
Prinsip yang digunakan adalah penukar kation,asam basa. Resin adalah senyawa
hidrokarbon terpolimerisasi hingga
tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang
(cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Pada percobaan ini dilakukan beberapa
tahapan.
A. Pembuatan Asam Nitrat
Asam
nitrat jenuh diencerkan pada 1000mL yang nantinya larutan ini berfungsi sebagai
regeneran resin dimana regeneran adalah bahan kimia yang digunakan untuk
meregenerasi resin penukar ion. Dari perlakuan ini didapatkan larutan asam
nitrat bening tak berwarna dan berbau asam.
B. Pembuatan Larutan Asam Sulfat
Asam sulfat ini berupa cairan
bening tak berwarna dan berbau asam. Asam sulfat ini diencerkan pada 1000mL
yang nantinya larutan asam sulfat ini akan digunakan sebagai penitran untuk
mengetahui berapa ion Na+ yang tidak bertukar dengan resin pada analat.
Setelah dilakukan pengenceran didapatkan larutan asam sulfat yang tidak pekat
kosentrasinya untuk sebagai penitran nantinya.
C. Regenerasi Penukar
Resin
yang digunakan berupa serbuk/butiran kecil berwarna emas. Resin ditimbang dan
diperoleh masa sebesar 5,0042 gram. Resin tersebut diletakkan diatas filter
sirkuler yang sudah ditempat pada corong
gelas, dimana filter sirkuler ini berfungsi agar resin tidak ikut larut
dalam larutan asam nitrat dan hanya mengalami pertukaran ion saja. Ditambahkan
asam nitrat 10mL tetes demi tetes pada resin, penambahan asam nitrat ini
bertujuan untuk meregenerasi resin. Penambahan asam nitrat ini mengakibatkan
resin menjadi bersuasana asam hal ini dikarenakan resin tertutup oleh asam
nitrat dimana resin mengikat ion H+ dari HNO3, adanya
pengikatan ion H+ ini mengakibatkan resin dapat dipertukarkan dengan
kation dari larutan senyawa lain. Dilakukan tetes demi tetes karena bila
langsung dituang asam nitrat dalam resin ditakutkan resin akan larut dan resin
tidak mengalami pertukaran ion secara maksimal. Selanjutnya resin dicuci dengan
aquades hingga pH 5-6, pencucian ini bertujuan untuk menetralkan pH resin
dimana penetralan ini befungsi untuk menghilangkan keasaman resin serta
mengalirkan ion H+ sisa yang tidak mengalami pengikatan dengan resin
karena sudah mencapai kapasitas maksimum. Lalu resin dikeringkan selama 45
menit tujuan dari pengeringan ini agar resin lebih terikat kuat dengan ion H+.
Resin dalam percobaan ini diregenerasi terlebih dahulu sebelum digunakan karena
resin yang kita gunakan adalah resin yang kita tidak ketahui apakah resn
tersebut telah digunakan atau belum sehingga perlu diregenrasi agar nantinya
bisa mengikat H+ secara maksimal. Reaksi yang terjadi
R + HNO3 → R-H + NO3-
Dalam percobaan regenerasi penukar
ion ini digunakan metode kolom. Metode kolom pada resin penukar ion adalah
salah satu cara penukaran ion yang dilakukan dalam sebuah kolom. Kolom yang
digunakan biasanya seperti corong, buret dan sebagainya. Metode ini dilakukan
dengan cara penetesan sedikit demi sedikit. Metode kolom ini memiliki
kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari metode kolom ini adalah tidak
meratanya resin yang akan mengalami pertukaran ion (pertukaran ionnya tidak
secara maksimal) hal ini dikarenakan tidak meratanya keseluruh resin saat
dilakukan penetesan dimana luasan permukaan resin tidak dapat terdistribusi
secara merata secara keseluruhan pada larutan. Kelebihan dari metode kolom ini
adalah mudah mengetahui resin tersebut sudah mencapai kapasitas penukaran
secara maksimal atau belum yang ditandai dengan perubahan pH serta waktu yang
dibutuhkan lebih sedikit.
D. Penukar Hidrogen
untuk Ion-Ion Natrium
Resin yang telah regenerasi, diambil
dan ditimbang dengan masa sebesar 0,505 gram. Resin tersebut dicampurkan
kedalam larutan NaOH yang bercampur dengan NaCl. NaCl berfungsi untuk mengubah
kesetimbangan berjalan kekanan akibat adanya ion senama dan untuk menambah
molekul Na+ agar dapat berikatan dengan resin penukar kation. Reaksi
yang terjadi :
R-H + NaOH
→ R-Na + H2O + NaOHsisa
Kemudian didiamkan selama satu jam yang
bertujuan agar ion Na+ dapat
bertukar sesuai kapasitas resin ketika resin sudah mencapai jenuh. Ketika resin
sudah jenuh maka kapsitas pertukaran ion sudah mencapai maksimal dan resin
sudah tidak bisa bertukar ion lagi dengan senyawa lain.
Pada percobaan pertukaran hidrogen untuk
ion-ion natrium ini menggunakan metode batch. Metode batch adalah salah satu
cara penukar ion yang dilakukan dengan cara pecampuran langsung resin dengan
larutan dalam suatu wadah. Metode batch dalam penukar ion memiliki kekurangan
dan kelebihan. Kekurangan dari metode batch ini adalah tidak diketahuinya resin
yang direndam telah mencapai kapasitas penukar secara maksimal atau belum dan
waktu yang dibutuhkan lama. Kelebihan dari metode batch adalah resin akan
mengalami pertukaran ion secara maksimal karena resin langsung terjadi kontak
langsung dengan larutan dalam satu wadah dimana luasan permukaan resin dapat
terdistribusi secara merata.
Selanjutnya
Resin yang telah didiamkan disaring. Fungsi dari penyaringan ini agar diperoleh
resin dan filtrat yang mengandung air dan ion Na+ sisa yang tidak
mengalami pertukaran dengan resin. Filtrat yang didapatkan dibagi menjadi dua
dan diletakkan dalam erlemeyer yang berbeda. Kedua filtrat ditambahkan
indikator. Pada percobaan ini digunakan indikator phenolphtalein karena
indikator ini dapat bereaksi dengan larutan yang bersifat basa sehingga
nantinya larutan menghasilkan larutan berwarna (merah muda). Pada umumnya
fungsi sebuah indikator adalah untuk mengetahui titik ekivalen dan titik akhir
titrasi pada proses titrasi. Lalu dititrasi dengan H2SO4
kedua filtrat yang bertujuan untuk mengetahui ion Na+ sisa yang
tidak mengalami pertukaran dengan resin. Diperoleh volume titrasi 1 sebesar
12,6 mL dan volume titrasi 2 sebesar 1,8 mL. Reaksi yang terjadi
NaOHsisa
+ H2SO4 → Na2SO4 + H2O
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pertukaran ion yaitu konsentrasi
larutan kapasitas pertukaran ion, struktur dan diameter partikel resin dan
kecepatan difusi resin. Konsentrasi berpengaruh pada pH yang akan dihasilkan
dimana semakin besar konsentrasi dari larutan maka semakin besar pH yang
diperoleh dan semakin banyak ion H+ yang mengalami pertukaran bila pada
suasana asam. Dapat diketahui kapasitas pertukaran ionnya dengan persamaan
K=(mol awal-mol akhir)/masa
Sehingga
diperoleh nilai kapasitas penukar yang dimiliki suatu penukar kation sebesar
17,38 mmol/gram
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat
dua metode dalam penukaran ion yaitu metode kolom dan metode batch. Diperoleh
nilai kapasitas enukar ion sebesar 7,38 mmol/gram.
PUSTAKA
[1] Erlina, (2011) ,“Verifikasi konsentrasi regenerasi pada
proses regenerasi resin penukar ion sistem air bebas miner,” Pusat reaktor serba Guna Batan: Banten ISSN 1978-1076.
[2] Jeffery, (1989),"Vogels textbook of quantitative
chemical analysis", Longman sciencitif technical; Newyork.
[3] Khopkar,
S. M., (1990), "Konsep Dasar KimiaAnalitik", Penerbit
Universitas Indonesia;Jakarta
[4] Sumijanto, (2008) " Alternatif pengendalian
kenaikan kandungan silikon dalam air pendingin reaktor kartini", Pusat
teknologi reaktor dan keselamatan nuklir Batan:Banten. Belmont, CA: Wadsworth (1993) 123–135
DOWNLOAD FILE bisa klik dibawah disini kauand ^_^
[URL=http://www.4shared.com/office/XguPOqMA/PERC_7_PAPER_fix.html]PERC 7 PAPER fix.doc[/URL]
|
Selasa, 18 Desember 2012
TUGAS KULIAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar