Tugas Sintesi Senyawa Anorganik ^^
1. Dua senyawa berikut direaksikan untuk
membentuk ligan basa schiff,
Tentukan hasil sintesis dari reaksi kedua
senyawa diatas.
JAWAB
1,2-bis[(2-fenilmetil)imino]etan-2-ol
|
|
2. a. Jelaskan reaksi sintesis untuk
pembentukan kompleks K3[Cr(ox)3].3H2O. Tuliskan persamaan reaksi tersebut.
b. Bagaimana cara menentukan ion logam
Cr(III) pada kompleks tsb mengikat tiga
ligan oksalat? Jelaskan reaksi yang digunakan serta bagaimana menentukan kadar
oksalat?
JAWAB
a.
Sintesis
pembentukan kompleks K3[Cr(ox)3].3H2O yaitu digunakan asam oksalat yang dilarutkan
dalam aquades dimana asam oksalat ini berperan sebagai penyedia ligan oksalat.
Lalu ditambahkan 1,81 gram K2Cr2O7 dimana
kalium dikromat sebagai penyedia atom pusat Cr untuk mengikat ligan oksalat
sambil diaduk kuat. Ditambahkan 2,12 gram K2C2O4·H2O
dimana kalium oksalat sebagai penyedia kation K+ sambil diaduk dan
dipanaskan hingga larut dan didinginkan dalam wadah berisi es dan kedalamnya
ditambahkan 10 mL etanol absolut sambil diaduk hingga terbentuk endapan.
Didiamkan selama 30 menit, endapan yang terbentuk disaring dengan menggunakan
kertas saring dan dicuci dengan 3 x 5 mL etanol 50% lalu 10 mL etanol absolut.
Selanjutnya endapan dikeringkan diudara terbuka dan ditimbang selanjutnya
direkristalisasi
dengan melarutkan 5,23-5,34 gram K3[Cr(C2O4]·3H2O
hasil sintesis kedalam
20 mL aquades di dalam gelas kimia 50 mL. Kemudian ke dalam larutan ditambahkan
15 mL etanol absolut tetes demi tetes melalui dinding gelas kimia dan didiamkan
selama kurang lebih 2 jam. Kristal yang terbentuk disaring dan dicuci dengan
etanol 50% diikuti 5 mL etanol absolut. Selanjutnya kristal dikeringkan di
udara terbuka dan ditimbang
Reaksi yang terjadi pada
sintesis kompleks K3[Cr(ox)3].3H2O
adalah
4 H2C2O4 (aq) + K2Cr2O7
(aq) + 2 K2C2O4.H2O (aq) → 2K3[Cr(C2O4)3].
3H2O + 7H2O + CO2
b. Menentukan ion logam logam Cr(III) pada kompleks tersebut yaitu dengan cara
melakukan titrasi redoks KMnO4. Untuk mengetahui kadar
oksalat, terlebih dahulu dicari molaritas dari KMnO4 kemudian melalui titrasi
tentukan pula molaritas dari ion oksalat. Dengan informasi molaritas ion
oksalat didapat jumlah mol ion oksalat terikat dalam kompleks lalu diketahui
pula massadari ion oksalat. Dengan membandingkan jumlah massa kristaldengan ion
oksalat maka didapat berapa besar jumlah oksalat terikat. Reaksi yg terjadi
sebagai berikut :
|
|
![](file:///C:%5CUsers%5CTOSHIBA%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image007.gif) |
3.
Karakterisasi
kompleks besi(II)-bis(2-asetil piridin) etilen diamin-(NCS) dengan menggunakan
TGA, FTIR dan hantaran larutan. Pada bilangan gelombang berapa bahwa kompleks
tsb terikatnya ion logam besi(II) pada N bukan pada S, mengapa?. Pada bilangan gelombang berapa bahwa NCS
sebagai ligan jembatan. Jelaskan metoda karakterisasi yang harus dilakukan
untuk menentukan bahwa senyawa kompleks yang dihasilkan adalah kompleks
kationik atau kompleks netral. Bagaimana
menentukan air kristal yang terkandung dalam senyawa kompleks yang dihasilkan
JAWAB :
ü Karakterisasi kompleks
besi(II)-bis(2-asetil piridin) etilen diamin-(NCS) menggunakan FTIR, pada
panjang gelombang ,2100 cm-1 pada senyawa kompleks tersebut
menunjukkan ion logam berikatan dengan N dan bukan S
ü NCS berperan sebagai ligan jembatan yang
ditunjukkan pada puncak spektrum FTIR dengan panjang gelombang sebesar <2100
cm-1 dan >2100 cm-1 dimana terlihat puncak yang pecah.
ü Metode karakterisasi untuk menentukan
bahwa senyawa kompleks yang dihasilkan adalah kompleks kationik atau kompleks
netral yaitu :
a. Dibuat senyawa standar dari senyawa
penyusun kompleks tersebut yang kemudian diuji nilai hantarannya dan diketahui
nilai hantaran. Perlu diperhatikan bahwa konsentrasi senyawa uji dengan senyawa
standar harus sama
b. Dianalisis hantaran pada senyawa uji dan hasil
uji dari analisis tersebut dibandingkan dengan nilai hantaran pada senyawa
standar. Apabila nilai analisa hantaran senyawa uji tidak ada yang mendekati
nilai analisa hantaran standar maka senyawa kompleks tersebut adalah senyawa
kompleks netral, begitu juga sebaliknya. atau Analisis hantaran dilakukan
dengan melarutkan kompleks dalam 3 pelarut berbeda yaitu metanol, DMF dan
asetonitril. Kemudian hasil yang diperoleh dicocokkan dengan indikator (tabel
1) yang telah ditentukan agar diketahui tipe elektrolitnya
Pelarut
|
Ʌ (mS.cm2.mol-1)
|
1:1 elektrolit
|
1:2 elektrolit
|
Metanol
|
100-120
|
180-200
|
DMF
|
70-90
|
140-150
|
Asetonitril
|
135-155
|
250-310
|
ü Menentukan air kristal yang terkandung
dalam senyawa kompleks adalah dengan karakterisasi menggunakan FTIR. Pada
spektrum FTIR ini akan memberikan informasi data puncak pada panjang gelombang
3500 cm-1 yang menunjukkan bahwa pada senyawa kompleks tersebut
masih mengandung air kristal. Selain itu juga dapat dilakukan melalui titrasi
permanganometri
4. Sintesis kompleks tembaga(II)- 1,3-bis[(2-piridilmetil)imino]propan-2-ol-(NCS)
dapat disintesis dari CuCl2,
2-asetil piridin dan Kalium tiosianat.
a.
Jelaskan
tahapan sintesis yang dilakukan dalam pembentukan kompleks tersebut.
b.
Tuliskan
struktur dari trans kompleks tembaga(II)-bis(2-asetil piridin) etilen diamin
ditiosianat.
c.
Mengapa
digunakan metoda refluks dalam pembentukan bis(2-asetil piridin) etilen diamin?
Gambarkan peralatan tersebut.
JAWAB
a. Tahapan sintesis
kompleks tembaga(II)- 1,3-bis[(2-piridilmetil)imino]propan-2-ol-(NCS)
adalah sebagai berikut :
b. Struktur senyawa kompleks tembaga(II)- 1,3-bis[(2-piridilmetil)imino]propan-2-ol-(NCS)
adalah
gambar kompleks tembaga(II)- 1,3-bis[(2-piridilmetil)imino]propan-2-ol-(NCS)
c.
Pada sintesis
senyawa bis(2-asetil piridin)
etilen diamin digunakan metode refluks karena pada sintesis ini menggunakan pelarut
yang bersifat volatil. Metode rufluks adalah salah satu cara pemisahan senyawa
organik dengan mencampurkannya dan dilakukan pemanasan diatas titik didih dan
dengan pendinginan oleh kondensor. Pemanasan berfungsi agar terjadi
percampuran senyawa yang sempurna sehingga mempercepat reaksi melalui
penguapan. Dengan adanya pendinginan, uap yang terbentuk akan mengembun kembali
sehingga akan mengalir ke labu alas bulat sehingga mengurangi konsentrasi
senyawa yang menghilang akibat pemanasan.
Prinsip kerja
refluk adalah saat memanaskan sempurna maka akan menghasilkan uap dan uap
tersebut akan melewati tabung refluk. Tabung refluks yang telah dilengkapi
dengan pendingin akan mengakibatkan uap tersebut mengembun dan uap tersebut
turun kembali pada labu alas bulat. Sehingga reaksi berjalan dengan sempurna
karena meminimalir senyawa dan pelarut yang hilang dan diperoleh hasil yang
maksimal. Biasanya refluk digunakan untuk mereaksikan senyawa yang dapat
bereaksi di atas suhu ruang. Dapat dilihat pada rangkaian alat refluks sebagai
berikut :
Gambar alat Refluks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar